GORESAN PENA TERAKHIR
“ Sebentar
lagi aku berusia 17 tahun. Dimana diumur tersebut semua teman-temanku
merayakannya, karena mereka menganggap sweet seventeen merupakan hal terindah
masa remaja yang tidak mudah dilupakan. Dengan keadaan keluargaku yang seperti
ini dan tubuhku yang semakin hari semakin lemah, aku tidak berharap untuk
merayakannya. Disaat itu aku ingin memiliki sebuah rumah pohon.” Itu
merupakan kata-kata yang sering ditulis oleh Putri di dalam buku diary
miliknya. Setelah menulis diary tersebut, Putri lelah kemudian tertidur. Saat
Putri tidur, ibunya masuk ke kamar dan membaca isi diary itu. Ibuya sangat
terharu saat membaca diary tersebut hingga meneteskan air mata.
Setiap hari Putri berangkat sekolah
dengan membawa barang dagangan ibunya berupa gorengan yang dititipkannya ke
kantin sekolah. Setelah berpamitan ke kedua orang tuanya, Putri lalu berangkat
sekolah. Kemudian ibunya menceritakan tetang apa yang terjadi tadi malam. Lalu,
ayahnya berniat untuk membuatkan sebuah rumah pohon untuk Putri. Ayahnya yang
bekerja sebagai tukang buah kini lebih giat bekerja keras. Kini ia juga bekerja
sebagai loper koran untuk menambah penghasilan.
Dilain sisi, tubuh Putri semakin
hari semakin lemah dan ia juga sering pingsan saat belajar di sekolah.
Disekolahnya ia marupakan anak yang rajin dan berprestasi. Dia juga sangat baik
terhadap teman-temannya. Saat melihat Putri pingsan, Fina dan Ratih membawa
Putri ke UKS. Mereka berdua sangat cemas dengan keadaan Putri. Putri tidak
ingin melihat temannya bersedih karena dia. Putri kemudian menari untuk
menghibur teman-temannya agar bisa tertawa.
Setelah beberapa hari ayahnya
bekerja keras, ayahnya bisa mengumpulkan uang untuk membeli kayu yang nantinya
dibuat menjadi rumah pohon. Setiap sore setelah pulang dari berjualan, ia
kemudian membuat rumah pohon didekat rumahnya. Putri tidak mengetahui tentang
apa yang direncanakan oleh ayahnya. Setiap kali Putri bertanya apa yang
dilakukan ayahnya setiap sore hingga malam, ayahnya hanya menjawabnya dengan
senyuman dan berkata, “ Nanti engkau akan tahu sendiri, nak ! “ .
Saat satu hari sebelum hari ulang
tahunnya, tubuh Putri semakin drop dan sangat lemah. hingga saat Putri batuk
mengeluarkan darah, penjaga UKS menyarankan untuk membawa putri ke Puskesmas
agar dapat ditangani secara intensif. Dokter mengatakan bahwa penyakit kangker
Putri sudah stadium 4 dan harus banyak istirahat. Dokter menyarankan agar Putri
dirawat inap selama 1-2 malam. Tetapi Putri tidak mau, ia ingin istirahat
dirumah saja. Akhirnya dokter mengijinkannya untuk istirahat di rumah. Kemudian
ia pulang diantar oleh Fina dan Ratih.
Di hari ualanag tahunnya yang ke 17
ini, putri mendapatkan beberapa kejuatan. Saat Putri bangun tidur, ia melihat
teman-temannya Fina dan Ratih sudah ada dirumahnya dengan membawa kue Ulang
tahun. Putri sangat senang sekali mendapatkan kejutan tersebut, karena baru
pertama kali ini dalam hidupnya ia mendapatkan sebuah kue ulang tahun. Kemudian
Fina dan Ratih memberi Putri kado. Putri menangis bahagia melihat
teman-temannya begitu sayang terhadapnya, kemudian Putri memeluk Fina dan
Ratih.
Setelah bercanda tawa dirumah Putri, ayah dan
ibunya mengajak Putri dan kedua temannya pergi ke suatu tempat. Putri disuruh
menutup mata. Setelah sampai di tempat tersebut Putri barulah membuka matanya.
Kemudian Putri kagum dan tidak menyangka bahwa ia diberi hadiah oleh kedua
orang tuanya sebuah rumah pohon yang sangat indah. Putri kemudian langsung
memeluk Ibu dan ayahnya sambil menangis. Melihat kejadian tersebut Fina dan
Ratih menjadi terharu.
Setelah itu mereka semua naik ke
rumah pohon dan bersuka ria bersama.
Saat itu tiba-tiba Putri pingsan dan semuanya panik. Lalu Putri dibawa
ke Puskesmas untuk diperiksa dokter. Diluar ruangan, kedua orang tuanya serta
temannya mencemaskan keadaan Putri. Lalu dokter keluar dan memberitahukan bahwa
Putri sudah siuman dan dapat dijenguk, tetapi keadaannya masih sangat lemah.
Kemudian kedua orang tua Putri masuk ke dalam, sedangkan temannya hanya bisa
melihat lewat pintu kaca. Putri kemudian mengatakan bahwa ia sangat berterima
kasih atas hadiah yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Ia tidak menyangka
bahwa akan mendapatkan hadiah yang diidamkannya itu dan dia juga meminta maaf
karena telah menyusahkannya selama ini. Kemudian, Putri juga berterima kasih
kepada teman-temannya selama ini karena telah perhatian dan sayang dengannya.
Tidak lama setelah ia selesai mengucapkan terima kasih, ia meninggal dunia.
Kemudian kedua orang tuanya dan teman-temannya menagis dan sedih karena
kehilagan sosok Putri dalam hidupnya.
ikut copas yaa, soalnya ceritanya seru trus buat tugas di sekolah, kalo ngga keberatan aku copas yaa^^ nanti pake sumber halaman blog ini:) terimakasih
BalasHapusIya, silahkan. :)
Hapus