Minggu, 11 November 2012

Cerpen " Goresan Pena Terakhir "


GORESAN PENA TERAKHIR
           
Sebentar lagi aku berusia 17 tahun. Dimana diumur tersebut semua teman-temanku merayakannya, karena mereka menganggap sweet seventeen merupakan hal terindah masa remaja yang tidak mudah dilupakan. Dengan keadaan keluargaku yang seperti ini dan tubuhku yang semakin hari semakin lemah, aku tidak berharap untuk merayakannya. Disaat itu aku ingin memiliki sebuah rumah pohon.” Itu merupakan kata-kata yang sering ditulis oleh Putri di dalam buku diary miliknya. Setelah menulis diary tersebut, Putri lelah kemudian tertidur. Saat Putri tidur, ibunya masuk ke kamar dan membaca isi diary itu. Ibuya sangat terharu saat membaca diary tersebut hingga meneteskan air mata.
            Setiap hari Putri berangkat sekolah dengan membawa barang dagangan ibunya berupa gorengan yang dititipkannya ke kantin sekolah. Setelah berpamitan ke kedua orang tuanya, Putri lalu berangkat sekolah. Kemudian ibunya menceritakan tetang apa yang terjadi tadi malam. Lalu, ayahnya berniat untuk membuatkan sebuah rumah pohon untuk Putri. Ayahnya yang bekerja sebagai tukang buah kini lebih giat bekerja keras. Kini ia juga bekerja sebagai loper koran untuk menambah penghasilan.
            Dilain sisi, tubuh Putri semakin hari semakin lemah dan ia juga sering pingsan saat belajar di sekolah. Disekolahnya ia marupakan anak yang rajin dan berprestasi. Dia juga sangat baik terhadap teman-temannya. Saat melihat Putri pingsan, Fina dan Ratih membawa Putri ke UKS. Mereka berdua sangat cemas dengan keadaan Putri. Putri tidak ingin melihat temannya bersedih karena dia. Putri kemudian menari untuk menghibur teman-temannya agar bisa tertawa.
            Setelah beberapa hari ayahnya bekerja keras, ayahnya bisa mengumpulkan uang untuk membeli kayu yang nantinya dibuat menjadi rumah pohon. Setiap sore setelah pulang dari berjualan, ia kemudian membuat rumah pohon didekat rumahnya. Putri tidak mengetahui tentang apa yang direncanakan oleh ayahnya. Setiap kali Putri bertanya apa yang dilakukan ayahnya setiap sore hingga malam, ayahnya hanya menjawabnya dengan senyuman dan berkata, “ Nanti engkau akan tahu sendiri, nak ! “ .
            Saat satu hari sebelum hari ulang tahunnya, tubuh Putri semakin drop dan sangat lemah. hingga saat Putri batuk mengeluarkan darah, penjaga UKS menyarankan untuk membawa putri ke Puskesmas agar dapat ditangani secara intensif. Dokter mengatakan bahwa penyakit kangker Putri sudah stadium 4 dan harus banyak istirahat. Dokter menyarankan agar Putri dirawat inap selama 1-2 malam. Tetapi Putri tidak mau, ia ingin istirahat dirumah saja. Akhirnya dokter mengijinkannya untuk istirahat di rumah. Kemudian ia pulang diantar oleh Fina dan Ratih.
            Di hari ualanag tahunnya yang ke 17 ini, putri mendapatkan beberapa kejuatan. Saat Putri bangun tidur, ia melihat teman-temannya Fina dan Ratih sudah ada dirumahnya dengan membawa kue Ulang tahun. Putri sangat senang sekali mendapatkan kejutan tersebut, karena baru pertama kali ini dalam hidupnya ia mendapatkan sebuah kue ulang tahun. Kemudian Fina dan Ratih memberi Putri kado. Putri menangis bahagia melihat teman-temannya begitu sayang terhadapnya, kemudian Putri memeluk Fina dan Ratih.
             Setelah bercanda tawa dirumah Putri, ayah dan ibunya mengajak Putri dan kedua temannya pergi ke suatu tempat. Putri disuruh menutup mata. Setelah sampai di tempat tersebut Putri barulah membuka matanya. Kemudian Putri kagum dan tidak menyangka bahwa ia diberi hadiah oleh kedua orang tuanya sebuah rumah pohon yang sangat indah. Putri kemudian langsung memeluk Ibu dan ayahnya sambil menangis. Melihat kejadian tersebut Fina dan Ratih menjadi terharu.
            Setelah itu mereka semua naik ke rumah pohon dan bersuka ria bersama.  Saat itu tiba-tiba Putri pingsan dan semuanya panik. Lalu Putri dibawa ke Puskesmas untuk diperiksa dokter. Diluar ruangan, kedua orang tuanya serta temannya mencemaskan keadaan Putri. Lalu dokter keluar dan memberitahukan bahwa Putri sudah siuman dan dapat dijenguk, tetapi keadaannya masih sangat lemah. Kemudian kedua orang tua Putri masuk ke dalam, sedangkan temannya hanya bisa melihat lewat pintu kaca. Putri kemudian mengatakan bahwa ia sangat berterima kasih atas hadiah yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Ia tidak menyangka bahwa akan mendapatkan hadiah yang diidamkannya itu dan dia juga meminta maaf karena telah menyusahkannya selama ini. Kemudian, Putri juga berterima kasih kepada teman-temannya selama ini karena telah perhatian dan sayang dengannya. Tidak lama setelah ia selesai mengucapkan terima kasih, ia meninggal dunia. Kemudian kedua orang tuanya dan teman-temannya menagis dan sedih karena kehilagan sosok Putri dalam hidupnya.

2 komentar:

  1. ikut copas yaa, soalnya ceritanya seru trus buat tugas di sekolah, kalo ngga keberatan aku copas yaa^^ nanti pake sumber halaman blog ini:) terimakasih

    BalasHapus