Minggu, 11 November 2012

Leonardo Da Vinci

Kepalanya diloloskan bidan dari rahim sang ibu tahun 1452 dekat kota Florence, Italia. Dan kepalanya dimasukkan ke liang kubur tahun 1519. Dia itulah Leonardo dan Vinci. Abad demi abad tak membuat guram reputasinya selaku mungkin genius yang paling brilian yang pernah hidup di planit bumi ini. Kalau saja ada daftar "orang-orang termasyhur" sudah pasti Leonardo da Vinci tercantum nomor wahid diantara lima puluh tokoh lainnya. Tetapi, bakatnya dan reputasinya tampaknya dilebih-lebihkan jika diukur dari pengaruhnya terhadap sejarah.
Dalam buku catatannya, Leonardo meninggalkan sketsa banyak penemuan-penemuan modern, misalnya masalah pesawat terbang dan kapal selam. Karena catatan itu sekedar membuktikan kebrilianan dan orisinalitas, tak adalah pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Pertama, Leonardo tidaklah membuat model dari penemuan-penemuan itu. Kedua, meskipun ide-idenya amat cemerlang, tak menunjukkan bahwa ide-ide itu dapat dilaksanakan. Taruhlah ide-ide tentang pesawat terbang dan kapal selam itu: Jauh lebih sulit membuat model untuk pembuatan kongkritnya. Yang namanya penemu besar bukanlah sekedar mereka yang punya ide-ide brilian tetapi gagal mewujudkannya, tetapi yang disebut penemu besar itu adalah orang-orang seperti Thomas Edison, James Watt atau Wright bersaudara yang punya bakat mekanik dan ketekunan menggarap perincian-perincian dan mengatasi kesulitan pembuatannya hingga betul-betul berfungsi. Leonardo tidak lakukan hal macam ini.
Lebih jauh dari itu, kendati sketsa-sketsanya memuat juga perincian-perincian yang diperlukan agar penemuannya bisa berwujud, toh masih ada juga bedanya, karena penemuan-penemuan itu cuma terkubur di buku catatan dan baru diterbitkan berabad-abad sesudah Leonardo sendiri mati. Pada saat catatan-catatannya diterbitkan (yang kebetulan teksnya ditulis di atas kaca), ide-ide yang termaktub dalam penemuan itu sudah ditemukan pula oleh orang-orang lain secara berdiri sendiri. Kita berkesimpulan, sebagai ilmuwan dan penemu, Leonardo tak punya pengaruh penting.
Pencantuman Leonardo dalam daftar ini karena itu disebabkan terutama pada karya-karya artistiknya. Leonardo memang seorang seniman kelas tinggi walau tidak setenar Rembrandt, Raphael, Van Gogh atau El Greco. Diukur dari akibat-akibat yang ditimbulkannya dalam hal perkembangan seni berikutnya, pengaruhnya jauh lebih kecil ketimbang Picasso maupun Michelangelo.
Leonardo punya kebiasaan yang patut disayangkan. Dia memulai sesuatu proyek dengan ambisi yang berkobar-kobar, tetapi tak pernah merampungkan sebagaimana mestinya. Katakanlah dia itu "panas-panas tai ayam." Akibatnya, hasil lukisannya yang tuntas jumlahnya jauh lebih sedikit ketimbang karya pelukis-pelukis yang disebut di atas. Karena terlampau sering dia pindah dari satu lukisan yang belum rampung ke lukisan lainnya lagi, Leonardo berhasil membagi-bagi bagian penting dari bakatnya yang luar biasa. Walau tampaknya kikuk, menganggap Leonardo seorang yang kurang begitu becus padahal dialah pencipta lukisan Mona Lisa, tetapi ini sudah jadi kesimpulan yang lazim dilakukan oleh mereka para ahli yang menyelidiki karier Leonardo.
Mungkin saja Leonardo da Vinci orang yang paling berbakat yang pernah hidup, tetapi kelestarian karyanya relatif kecil. Dan meskipun dia seorang arsitek masyhur, tampaknya dia belum pernah mendirikan bangunan yang betul-betul terbangun. Dan tak satu pun karya patung pahatnya yang masih bisa ditemukan sekarang. Peningggalan hasil bakatnya yang indah terdiri dari sejumlah sketsa, beberapa lukisan yang menakjubkan (tak sampai dua puluh lima jumlah yang masih tinggal), dan seperangkat catatan-catatan yang bisa membikin orang abad ke- 20 terbengong-bengong atas kegeniusannya, tetapi sedikit atau bahkan tak ada samasekali pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan atau pun bidang penemuan. Tetapi, betapa pun selangit bakatnya, tidaklah dia tergolong seratus tokoh yang berpengaruh yang pernah hidup di atas bumi kita yang bundar ini.

Asal Usul Desa Suci


Cerita Asal Usul Desa Suci, Kecamatan Manyar

SULTAN MAHMUD SADAD ALAM BERSUCI

Tersebutlah seorang tokoh yang merupakan raja dari negeri seberang. Sultan Mahmud Sadad Alam seorang Raja Gedah negeri seberang yang datang ke tanah Jawa dengan  tujuan utama berkunjung ke Kerajaan Majapahit. Kedatangan Raja Gedah tersebut ke tanah Jawa dengan tujuan yang sangat mulia, yakni hendak melanjutkan perjuangan dua orang saudaranya yang telah meninggal dalam upaya menyiarkan agama islam di tanah Jawa.
Sultan Mahmud Sadad Alam datang dengan manaiki sebuah perahu kerajaan yang untuk ukuran saat itu sangatlah mewah. Beliau selain diiringi para pengawal dan abdi setia yang banyak jumlahnya juga ikut dalam rombongan tersebut adalah putri kerajaan, yakni Dewi Siti Suwari. Rombongan tersebut berlabu di Pelabuhan Leran sebelum melanjutkan perjalanan darat ke tempat tujuannya, yakni istana pusat Kerajaan Majapahit.
Guna mewujudkan cita-citanya, yakni mengislamkan tanah Jawa, Sultan Mahmud Sadad Alam mencoba mengevaluasi strategi dakwah ynga telah dikembangkan oleh kedua saudaranya yang telah lebiih dahulu melakukan dakwah di tanah Jawa. Sultan Mahmud mencoba mencari cara paling mudah dan cepat guna mewujudkan cita-citanya tersebut. Dicarinya berbagai informasi yang berkaitan dengan tata kehidupan masyarakat Jawa. Banyak orang yang ia temui dan diajak bicara berkenaan dengan hal tersebut. Dari berbagai informasi yang ia dapat, disimpulkannya bahwa strategi paling cepat dalam mengislamkan tanah Jawa adalah dengan mengislamkan terlebih dahulu para penguasa kerajaan. Raja dan pejabat tinggi kerajaan oleh masyarakat dianggap sebagai panutan yang segala titahnya selalu diikuti, dihormati dan dipatuhi. Sehingga menurut kesimpulan Sultan Mahmud Sadad Alam, apabila Raja Majapahit dapat ia islamkan, maka seluruh rakyatnya akan ikut menjadi pemeluk agama islam pula. Bahkan bisa jadi seluruh kerajaan – kerajaan yang berada dibawah kekuasaan Majapahit setelah dipersatukan oleh Patih Gajah Mada, akan ikut pula dihadapan para pengikutnya Sultan Mahmud Sadad Alam bertitah bahwa apabila Raja Majapahit Brawijaya mau memeluk agama islam, maka kepada beliau akan diberikan buah delima dan akan dijodohkan dengan putri raja yang amat sangat cantik jelita, Yakni dewi Siti Suwari.
Dengan diiringkan seluruh pasukan pengawal dan para abdi yang dibawahya dari Gedah, Sultan Mahmud Sadad Alam berangkat menuju istana Kerajaan Majapahit. Raja Majapahit menyambut kedatangan Raja Gedah yang datang jauh dari negeri seberang di ruang utama istana. Setelah selesai beramah-ramah dan saling memperkenalkan diri serta menceritakan keadaan kerajaan masing-masing, mulailah Sultan Mahmud menyampaikan maksud kedatangannya. Disampaikannya bahwa apabila Raja Brawijaya mau menjadi pemeluk agama islam, maka kepadanya oleh Sultan Mahmud Sadad Alam akan dipersembahkan pemberian berupa buah delima dan akan dijodohkan putrinya yang cantik jelita dengan Raja Brawijaya.
Raja Brawijaya tertawa congkak dan angkuh mendengar ucapan Raja Gedah tersebut. Dikatakannya oleh Brawijaya bahwa di pulau jawa amat banyak buah delima, permaisuri dan selir yang dimilikinya juga amat banyak dan cantik-cantik persembahan dari berbagai daerah yang telah ditaklukkannya. Menurut Raja Brawijaya, sungguh amat tidak berguna pemberian Sultan Mahmud sang Raja Gedah ini.  Ditolaknya ajakan Sultan Mahmud dan segala pemberian yang dibawanya. Sultan Mahmud bersikeras agar Raja Brawijaya mau menerima buah delima sebagai tanda persahabatannya walaupun Brawijaya tidak mau masuk menjadi pemeluk islam.
Rombongan Sultan Mahmud Sadad Alam meninggalkan Istana Kerajaan Majapahit dengan masih membawa harapan. Sultan yakin bahwa jika Raja Brawijaya telah membuka buah delimanya, raja akan merubah keputusannya. Rombongan sultan mahmud berangkat ke arah utara dengan maksud hendak kembali ke Leran, dimana disana perahu mereka berlabuh. Namun ketika mereka baru sampai di daerah yang kini disebut menganti, Sultan Mahmud memerintahkan rombogannya untuk berhenti. Sultan Mahmud bermaksud selain untuk melaksanakan sholat juga untuk menanti utusan dari Kerajaan Majapahit di tempat tersebut. Tempat penantian Sultan Mahmud tersebut dikenal dengan nama “ Menanti “ , yang kelak dikemudian hari berubah menjadi “ Menganti “.
Di istana Kerajaan Majapahit sepulang Sultan Mahmud Sadad Alam,bongan tersebut baru sampai di daerah Cerme. Di tempat tersebut kembali Sultan Mahmud memerintahkan rombongannya untuk berhenti guna melaksanakan shalat dan beristirahat sejenak. Perjalanan dilanjutkan kembali dengan harapan akan sampai di leran sebelum matahari tenggelam dan malam menjelang. Namun sayang, rombongan tersebut baru sampai di daerah Polaman, malam telah datang. Daerah Polaman tersebut kini di kenal dengan nama Desa Pongangan.
Di tempat peristirahatan tersebut Sultan Mahmud melakukan sesuci berupa mandi dan mengambil air Wudhu. Adanya seorang pembesar kerajaan negeri seberang yang bersuci tersebut, diketahui oleh masyarakat setempat dan dianggap sebagai sebuah kejadian yang amat langka, di mana seorang raja melakukan sesuci mandi dan berwudhu di tempat pemandian rakyat biasa. Oleh karena kejadian yang amat langka tersebut, maka daerah tersebut oleh masyarakat setempat diberi nama “ Suci “ yanh berasal dari kata “ sesuci “. Nama tersebut hingga kini masih dapat kita jumpai dalam bentuk nama Desa Suci. Keesokan harinya rombongan Sultan Mahmud tersebut baru melanjutkan perjalanan menuju Leran.

Cerpen " Goresan Pena Terakhir "


GORESAN PENA TERAKHIR
           
Sebentar lagi aku berusia 17 tahun. Dimana diumur tersebut semua teman-temanku merayakannya, karena mereka menganggap sweet seventeen merupakan hal terindah masa remaja yang tidak mudah dilupakan. Dengan keadaan keluargaku yang seperti ini dan tubuhku yang semakin hari semakin lemah, aku tidak berharap untuk merayakannya. Disaat itu aku ingin memiliki sebuah rumah pohon.” Itu merupakan kata-kata yang sering ditulis oleh Putri di dalam buku diary miliknya. Setelah menulis diary tersebut, Putri lelah kemudian tertidur. Saat Putri tidur, ibunya masuk ke kamar dan membaca isi diary itu. Ibuya sangat terharu saat membaca diary tersebut hingga meneteskan air mata.
            Setiap hari Putri berangkat sekolah dengan membawa barang dagangan ibunya berupa gorengan yang dititipkannya ke kantin sekolah. Setelah berpamitan ke kedua orang tuanya, Putri lalu berangkat sekolah. Kemudian ibunya menceritakan tetang apa yang terjadi tadi malam. Lalu, ayahnya berniat untuk membuatkan sebuah rumah pohon untuk Putri. Ayahnya yang bekerja sebagai tukang buah kini lebih giat bekerja keras. Kini ia juga bekerja sebagai loper koran untuk menambah penghasilan.
            Dilain sisi, tubuh Putri semakin hari semakin lemah dan ia juga sering pingsan saat belajar di sekolah. Disekolahnya ia marupakan anak yang rajin dan berprestasi. Dia juga sangat baik terhadap teman-temannya. Saat melihat Putri pingsan, Fina dan Ratih membawa Putri ke UKS. Mereka berdua sangat cemas dengan keadaan Putri. Putri tidak ingin melihat temannya bersedih karena dia. Putri kemudian menari untuk menghibur teman-temannya agar bisa tertawa.
            Setelah beberapa hari ayahnya bekerja keras, ayahnya bisa mengumpulkan uang untuk membeli kayu yang nantinya dibuat menjadi rumah pohon. Setiap sore setelah pulang dari berjualan, ia kemudian membuat rumah pohon didekat rumahnya. Putri tidak mengetahui tentang apa yang direncanakan oleh ayahnya. Setiap kali Putri bertanya apa yang dilakukan ayahnya setiap sore hingga malam, ayahnya hanya menjawabnya dengan senyuman dan berkata, “ Nanti engkau akan tahu sendiri, nak ! “ .
            Saat satu hari sebelum hari ulang tahunnya, tubuh Putri semakin drop dan sangat lemah. hingga saat Putri batuk mengeluarkan darah, penjaga UKS menyarankan untuk membawa putri ke Puskesmas agar dapat ditangani secara intensif. Dokter mengatakan bahwa penyakit kangker Putri sudah stadium 4 dan harus banyak istirahat. Dokter menyarankan agar Putri dirawat inap selama 1-2 malam. Tetapi Putri tidak mau, ia ingin istirahat dirumah saja. Akhirnya dokter mengijinkannya untuk istirahat di rumah. Kemudian ia pulang diantar oleh Fina dan Ratih.
            Di hari ualanag tahunnya yang ke 17 ini, putri mendapatkan beberapa kejuatan. Saat Putri bangun tidur, ia melihat teman-temannya Fina dan Ratih sudah ada dirumahnya dengan membawa kue Ulang tahun. Putri sangat senang sekali mendapatkan kejutan tersebut, karena baru pertama kali ini dalam hidupnya ia mendapatkan sebuah kue ulang tahun. Kemudian Fina dan Ratih memberi Putri kado. Putri menangis bahagia melihat teman-temannya begitu sayang terhadapnya, kemudian Putri memeluk Fina dan Ratih.
             Setelah bercanda tawa dirumah Putri, ayah dan ibunya mengajak Putri dan kedua temannya pergi ke suatu tempat. Putri disuruh menutup mata. Setelah sampai di tempat tersebut Putri barulah membuka matanya. Kemudian Putri kagum dan tidak menyangka bahwa ia diberi hadiah oleh kedua orang tuanya sebuah rumah pohon yang sangat indah. Putri kemudian langsung memeluk Ibu dan ayahnya sambil menangis. Melihat kejadian tersebut Fina dan Ratih menjadi terharu.
            Setelah itu mereka semua naik ke rumah pohon dan bersuka ria bersama.  Saat itu tiba-tiba Putri pingsan dan semuanya panik. Lalu Putri dibawa ke Puskesmas untuk diperiksa dokter. Diluar ruangan, kedua orang tuanya serta temannya mencemaskan keadaan Putri. Lalu dokter keluar dan memberitahukan bahwa Putri sudah siuman dan dapat dijenguk, tetapi keadaannya masih sangat lemah. Kemudian kedua orang tua Putri masuk ke dalam, sedangkan temannya hanya bisa melihat lewat pintu kaca. Putri kemudian mengatakan bahwa ia sangat berterima kasih atas hadiah yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Ia tidak menyangka bahwa akan mendapatkan hadiah yang diidamkannya itu dan dia juga meminta maaf karena telah menyusahkannya selama ini. Kemudian, Putri juga berterima kasih kepada teman-temannya selama ini karena telah perhatian dan sayang dengannya. Tidak lama setelah ia selesai mengucapkan terima kasih, ia meninggal dunia. Kemudian kedua orang tuanya dan teman-temannya menagis dan sedih karena kehilagan sosok Putri dalam hidupnya.

Puisi " Aku "


AKU 
Karya : Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang 

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943